TUGAS EKONOMI KOPERASI
“ANALISIS SWOT KOPERASI INDONESIA
(PELUANG,ANCAMAN,KESEMPATAN,DAN HAMBATAN
KOPERASI INDONESIA)”
NURROHMAH ARUM MULYANDINI
16213697
2EA03
MANAJEMEN S1
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISIS
SWOT KOPERASI INDONESIA
(PELUANG,ANCAMAN,KESEMPATAN,DAN HAMBATAN
KOPERASI INDONESIA)
Analisi
SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang di gunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strength),kelemahan (weakness), peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang terjadi pada
institusi atau lembaga yang mengevaluasi dirinya sendiri maupun pesaing (dalam
kasus ini adalah koperasi).
Analisa
SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam perumusan strategi
SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strength) mampu mengambil
keuntungan (advantage) dari peluang (opportunity) yang ada, bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesse) yang mencegah keuntungan (advantage) dari
peluang (opportunity) yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threat) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesse) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi
nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
>>
Strategi Kelemahan-Kesempatan
Kesempatan yang dapat diidentifikasi tidak
mungkin dimanfaatkan karena kelemahan perusahaan. Misalnya jaringan distribusi
ke pasar tersebut tidak dipunyai oleh perusahaan. Salah satu strategi yang
dapat ditempuh adalah bekerjasama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan
menggarap pasar tersebut. Pilihan strategi lain adalah mengatasi kelemahan agar
dapat memanfaatkan kesempatan.
>>
Strategi Kekuatan-Ancaman
Dalam analisa ancaman ditemukan kebutuhan
untuk mengatasinya. Strategi ini mencoba mencari kekuatan yang dimiliki
perusahaan yang dapat mengurangi atau menangkal ancaman tersebut. Misalnya
ancaman perang harga.
>>
Strategi Kelemahan-Ancaman
Dalam situasi menghadapi ancaman dan sekaligus
kelemahan intern, strategi yang
umumnya
dilakukan adalah “keluar” dari situasi yang terjepit tersebut. Keputusan yang
diambil adalah “mencairkan” sumber daya yang terikat pada situasi yang
mengancam tersebut, dan mengalihkannya pada usaha lain yang lebih cerah. Siasat
lainnya adalah mengadakan kerjasama dengan satu perusahaan yang lebih kuat,
dengan harapan ancaman di suatu saat akan hilang. Dengan mengetahui situasi
yang akan dihadapi, anak perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang perlu
dan bertindak dengan mengambil kebijakan-kebijakan yang terarah dan mantap,
dengan kata lain perusahaan dapat menerapkan strategi yang tepat.
Jadi
jika dalam suatu koperasi tidak memiki strategy SWOT salam menjalankan
manajemennya maka dapat dipastikan koperasi tersebut tidak akan terkendalikan
dan hanya akan membuat kerugian untuk koperasi itu sendiri. Oleh sebab itu
sebaiknya koperasi memiliki strategi manajemen SWOT agar supaya dapat
mengendalikan Koperasi itu sendiri di lihat dari berbagai aspek yaitu :
kekuatan, kelemahan, kesempatan/peluang, dan ancaman.
A. Kekuatan
(strength)
1) Anggaran
bangunan yang cukup memadai
2) Keanggotaan
yang terbuka dan sukarela
3) Resiko
kekurangan pelanggan ckup kecil
4) Banyaknya
unit usaha yang dikelola
5) Biaya
rendah
6) Struktur
koperasi sesuai dengan eksistensi koperasi
B. Kelemahan
(weakness)
1) Lemahnya stuktur permodalan
koperasi.
2) Lemahnya dalam pengelolaan/manajemen
usaha.
3) Kurang pengalaman usaha.
4) Tingkat kemampuan dan
profesionalisme SDM koperasi belum memadai.
5) Kurangnya pengetahuan bisnis para
pengelola koperasi.
6) Pengelola yang kurang inovatif.
7) Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan teknis dalam bidang usaha yang dilakukan.
8) Kurang dalam penguasaan teknologi.
9) Sulit menentukan bisnis inti.
10) Kurangnya kesadaran anggota akan hak
dan kewajibannya (partisipasi anggota rendah).
C.
Peluang (opportunity)
1) Adanya aspek pemerataan yang
diprioritaskan oleh pemerintah.
2) Undang-Undang nomor 25 tahun 1992,
memungkinkan konsolidasi koperasi primer ke dalam koperasi sekunder.
3) Kemauan politik yang kuat dari
pemerintah dan berkembangnya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun
koperasi.
4) Kondisi ekonomi cukup mendukung
eksistensi koperasi.
5) Perekonomian dunia yang makin
terbuka mengakibatkan makin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi
Indonesia.
6) Industrialisasi membuka peluang
usaha di bidang agrobisnis, agroindustri dan industri pedesaan lainnya.
7) Adanya peluang pasar bagi komoditas
yang dihasilkan koperasi.
8) Adanya investor yang ingin
bekerjasama dengan koperasi.
9) Potensi daerah yang mendukung dalam
pelaksanaan kegiatan koperasi.
10) Dukungan kebijakan dari pemerintah.
11) Undang-Undang nomor 12 tahun 1992,
tentang sistem budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi.
12) Daya beli masyarakat tinggi
D.
Hambatan/ancaman (threat)
1) Persaingan usaha yang semakin ketat.
2) Peranan Iptek yang makin meningkat.
3) Masih kurangnya kepercayaan untuk
saling bekerjasama dengan pelaku ekonomi lain dan antar koperasi.
4) Terbatasnya penyebaran dan
penyediaan teknologi secara nasional bagi koperasi.
5) Kurangnya kesadaran dan pemahaman
masyarakat tentang koperasi serta kurangnya kepedulian dan kepercayaan
masyarakat terhadap koperasi.
6) Pasar bebas.
7) Kurang memadainya prasarana dan
sarana yang tersedia di wilayah tertentu, misalnya lembaga keuangan, produksi
dan pemasaran.
8) Kurang efektifnya koordinasi dan
sinkronasi dalam pelaksanaan program pembinaan koperasi antar sektor dan antar
daerah.
9) Persepsi yang berbeda dari aparat
pembina koperasi.
10) Lingkungan usaha yang tidak
kondusif.
11) Anggapan masyarakat yang masih
negatif terhadap koperasi.
12) Tarif harga yang ditetapkan
pemerintah.
13) Menurunnya daya beli masyarakat.
Daftar pustaka
e-je.blogspot.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar