Nama :
Nurrohmah Arum Mulyandini
Npm :
16213697
Kelas :
3EA03
PENGARUH INDIVIDU TERHADAP
PERILAKU KONSUMEN
Pengertian
Perilaku Konsumen
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman
dan Kanuk (2000) adalah “Consumer behavior can be defined as the behavior that
customer display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing
of products, services, and ideas they expect will satisfy they
needs”.Pengertian tersebut berarti perilaku yang diperhatikan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau
ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya
dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu perilaku konsumen menurut Loudon
dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer behavior may be defined as the
decision process and physical activity individuals engage in when evaluating,
acquiring, using, or disposing of goods and services”. Dapat dijelaskan
perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik
individu-individu yang semuanya ini melibatkan individu dalam menilai,
mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer
behavior dijelaskan sebagai: “the various facets of the decision of the
decision process by which customers come to purchase and consume a product”.
Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu
produk yang dibeli dan dikonsumsi.
Konsumen adalah individu yang mempunyai warna
tersendiri tiap-tiap individunya, sebagai pemasar kita perlu memahami konsep
pemikiran mereka dengan mereka faktor yang mempengaruhi konsumen, seperti
faktor :
Faktor-faktor kebudayaan
Faktor-faktor kebudayaan berpengaruh luas dan
mendalam terhadap perilaku konsumen. Kita akan membahas peranan yang dimainkan
oleh kebudayaan, sub budaya, dan kelas sosial pembeli. Budaya memegang peranan
yang sangat penting di dalam perilaku konsumen.apabila kebudayaan sudah sangat
melekat di dalam diri konsumen,tidak akan dapat dengan mudah pengaruh
kebudayan-kebudayaan asing yang datang dari luar bisa masuk begitu saja.
Contohnya saja seorang konsumen yang sudah
sangat cinta dengan kebudayaan bangsanya,sehingga ia selalu menggunakan prodak
dalam negeri dan tidak mau menggunakan prodak luar.memang tidak semua konsumen
seperti itu,masih terdapat konsumen-konsumen yang tidak mempunyai jiwa
kebudayaan yang melekat utuh didalam dirinya,sehingga ia masih dengan mudah
terpengaruh oleh kebudayaan asing,dan menggunakan produk-produk dari luar.
Setiap kebudayaan masing-masing terdiri dari
sub-budaya sub-budaya yang lebih kecil lagi,yang memberikan identifikasi dan
sosialisasi yang lebih jelas untuk para anggotanya
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan
dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah
perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian
besar adalah dipelajari.
Anak yang dibesarkan dalam sebuah masyarakat
mempelajari seperangkat nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku melalui
sebuah proses sosialisasi yang melibatkan keluarga dan berbagai lembaga penting
lainnya. Karena itu, seseorang anak yang dibesarkan dalam kebudayaan tertentu
akan mempunyai nilai-nilai kebudayaan tertentu pula (seperti nilai prestasi dan
keberhasilan, aktivitas, efisiensi, dan kepraktisan, kemajuan, kenyataan,
kenyamanan material, individualisme, kebebasan, kenikmatan eksternal,
kemanusiaan dan sikap serta jiwa muda).
Sub
Budaya
Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub
budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas
untuk perilaku anggotanya.
Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat
dari orang sekitas dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli.
Karena itulah lingkungan sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen.
Faktor Sosial terdiri dari 3 bagian, yaitu : kelompok acuan, keluarga, dan
peran. Kelompok acuan adalah semua kelompok yang memilki pengaruh langsung
terhadap sikap / prilaku seseorang. Dengan pendapat yang diperoleh dari suatu
kelompok maka konsumen dapat membuat keputusan konsumsi. Keluarga sebagai
organisasi pembelian konsumen yang paling penting juga berpengaruh secara
langsung terhadap keputusan seseorang dalam membeli barang sehari-hari.
Sedangkan peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan seseorang.
Suatu produk atau merk dapat menggambarkan peran dan status pamakainya.
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh
faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta
peranan dan status sosial konsumen. Perilaku
seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai
pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang
berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Kelas
Sosial
Sebenarnya, semua masyarakat manusia
menampilkan lapisan-lapisan sosial. Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang
berupa sebuah sistem kasta dimana para anggota kasta yang berbeda memikul
peranan tertentu dan mereka tak dapat mengubah keanggotaan kastanya. Malah
lebih sering lapisan sosial itu berbentuk kelas sosial. Kelas sosial
adalah sebentuk kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah
masyarakat yang tersusun dalam sebuah urutan jenjang dan para anggota dalam
setiap jenjang itu memiliki nilai, minat dan tingkah laku sama.
Faktor-faktor yang mempengaruhi individu:
Faktor-Faktor Sosial
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor-faktor sosial, seperti kelompok referensi keluarga, status, dan
peranan sosial.
Kelompok Referensi
Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh
berbagai kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak
langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Keluarga
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku Konsumen
. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan
situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam
kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam
setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran
membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
Para anggota keluarga dapat mempengaruhi
dengan kuat terhadap perilaku membeli. Kita dapat membedakan dua maaca keluarga
dalam kehidupan pembeli. Pertama, keluarga sebagai sumber orientasi yang
terdiri dari orangtua. Kedua, keluarga sebagai sumber keturunan, disani adanya
hubungan yang saling mempengaruhi (suami-istri dan anak).
Peranan dan Status
Sepanjang kehidupan, seseorang terlibat dalam
beberapa kelompok, yaitu : keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang
dalam setiap kelompok dapat diartikan sebagai Peranan dan Status.
Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi
ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan
siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi
tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang- orang dewasa biasanya
mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani
hidupnya.
Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja
yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi
pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat
dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya
(termasuk presentase yang mudah dijadikan uang)
Faktor Psikologis
Pilihan seseorang membeli juga dipengaruhi
oleh empat faktor psikologis utama, yaitu : motivasi, persepsi belajar,
kepercayaan dan sikap.
Motivasi
Motivasi adalah dorongan. Asumsi bahwa
keadaan terdorong/munculnya dorongan pada organisme dipicu oleh mekanisme –
mekanisme hemeostatik dalam tubuhnya. Dan sebagaimana yang akan kita lihat,
dorongan memiliki kaitan yang erat dengan kebutuhan – kebutuhan organisme. Jika
organisme mengalami keadaan kekurangan fisiologis/mengalami kebutuhan –
kebutuhan, dorongan – dorongan untuk mengembalikan keadaan fisiologis itu akan
aktif pada organisme tersebut (Woodworh dan Schlosberg, 1954). Sungguhpun
demikian, dalam keadaan tertentu dorongan bisa aktif terlepas dari kebutuhan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup
menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan
tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu
keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman.
Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang
timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui,
kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Seperti yang diterangkan oleh teori Robert
Maslow: Dimulai dengan kebutuhan-kebutuhan fisiologis (lapar, haus), disusul
kebutuhan-kebutuhan keselamatan (perasaan aman, perlindungan), kemudian
kebutuhan-kebutuhan sosial (perasaan menjadi anggota lingkungan dan dicintai),
selanjutnya kebutuhan-kebutuhan untuk dihargai (harga diri, pengakuan, status)
dan mengkerucut ke kebutuhan-kebutuhan pernyataan diri (pengembangan dan
perwujudan diri).
Persepsi
Fenomena yang ditangkap oleh panca indera dan
dimaknai oleh pikiran.
Belajar
Proses dimana seseorang memilih,
mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti dari dunia ini. Sewaktu orang berbuat, mereka belajar.
Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang
bersumber dari pengalaman.
Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang
memperoleh kepercayaan dan sikap. Kepercayaan adalah gagasan deskriptif yang
dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap, menggambarkan
penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan
kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa
obyek atau gagasan.
Faktor Kultur
Sub Kultur
Sekelompok orang yang memiliki kesamaan
agama, daerah atau bangsa seseorang.
Kelas Sosial
Penggelompokkan individu berdasarkan suatu
kesamaan sesuai dengan kelas sosial dimana dia berada.
Contoh
kasus :
Seorang remaja bernama Iwan berumur 19 tahun
dengan seorang Bapak bernama Pak Bambang yang berumur 48 tahun memiliki
perilaku konsumen yang berbeda karena kebutuhan konsumsi mereka pun berbeda.
Hal ini disebabkan karena umur, gaya hidup dan kepribadian mereka. Iwan yang
seorang mahasiswa kebutuhan hidupnya sangat berbeda dengan Pak Bambang yang
sudah bekerja dan berkeluarga. Salah satu contohnya adalah seperti membeli
baju, Iwan lebih banyak membeli baju kaos yang digunakannya untuk pergi
ke kampus sedangkan Pak Bambang lebih memilih membeli baju kemeja yang dapat
digunakan untuk pergi ke kantor. Gaya hidupnya pun berbeda karena lingkungan
sekitar seperti Iwan yang merokok karena rata-rata temannya merokok tetapi Pak
Bambang tidak merokok karena ia memiliki keluarga dan tidak mau meracuni
keluarganya.
Sumber